Pelajar sudah seharusnya menuntut ilmu dengna belajar, ingat tujuan
utama kalian sekolah ! yaitu menuntut ilmu setinggi langit, bahagiakan
orang tua dan raih cita-cita. Bukan untuk meninggikan emosi dan sifat
egois dalam diri yang akhirnya anarkis membunuh nurani kalian.
Jika mengingat cita-cita dan harapan bangsa terhadap pelajar yang
menginginkan pelajar Indonesia menjadi penerus dan ujung tombak
pergerakan dalam kemajuan dan ketentraman bangsa, namun harapan itu
sangat kontras dan berbanding terbalik dengan realita yang ada saat ini.
Masih heboh berita di pelbagai media tentang tauran pelajar SMAN 6
Jakarta, apakah seperti itu jiwa para pelajar Indonesia dewasa ini?
Tawuran pelajar tidak terjadi satu atau dua kali di Indonesia, melainkan
sudah terjadi puluhan bahkan ratusan kali. Apalagi di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya dan Medan yang teramat sering terdengar
beritanya tentang tawuran pelajar disana. contohnya saja di Jakarta,
sudah terjadi 157 kasus pada tahun 1992, mengalami peningkatan Tahun
1994 menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995
terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota
masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar
serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37
korban tewas (Bimmas Polri Metro Jaya), Pada 2010, tawuran pelajar
tercatat berjumlah 28 kasus, sedangkan pada periode Januari - Agustus
2011, tawuran pelajar di Jakarta sudah tercatat sebanyak 36 kasus,
dengan wilayah paling banyak di Jakarta Pusat (tempo). Dari tahun ke
tahun selalu mengalami peningkatan intensitas tawuran pelajar, apa yang
salah dengan pendidikan di Indonesia? dimana guru dan kepala sekolah
serta pemerintah ?
Perkelahian dari zaman batu sampai zaman teknologi canggih-pun tetap
saja merugikan, fasilitas umum hancur, mobil dan sepeda motor milik
orang lain juga jadi korban aksi anarksi ini, kegiatan belajar mengajar
terhenti, dan yang sangat mengkhawatirkan adalah hilangnya rasa
persaudaraan, nilai-nilai budi pekerti luhur antar sesama pelajar.
padahal kekerasan sama sekali tidak ada untungnya, melainkan sangat
merugikan diri sendiri dan orang lain.
Faktor yang menjadikan seringnya tawuran pelajar ini bukan hanya dilihat
dari satu sisi, melainkan banyak hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan faktor tersebut, diantaranya yaitu faktor psikologis,
budaya, sosiologis dan rambu-rambu dalam sekolah.
Pelajar sudah masuk dalam kategori remaja, dan di kategori remaja inilah
psikologi mereka sangat melonjak tajam, kenakalan remaja terlalu
sering diperbincangkan, memang seperti itu. emosi yang sering
meledak-ledak, rasa ingin hidup bebas, dan lain-lain. faktor psikologi
inilah yang menjadi faktor utama terjadinya perkelahian atau tawuran
pelajar. ditambah lagi faktor budaya di kalangan pelajar, hedonisme
sudah menjadi budaya anak muda dan remaja, gaya ingin menikmati hidup
dengan berfoya-foya dan melakukan hal yang melanggar hukum dan agama
sekalipun demi terpuaskannya nafsu mereka. selanjutnya adalah
pembentukan komunitas, kelompok atau geng untuk memperkuat pencitraan
dan proteksi diri.
faktor lainnya seperti faktor internal, keluarga, ekonomi dan faktor
lingkungan juga andil dalam mempengaruhi diri pelajar. pelajar yang
tidak bisa menahan kesabaran mereka karena selalu diolok dari keluarga
si miskin, akhirnya mereka berusaha mencari sesuatu yang bisa menjadikan
tameng atau tempat berlindung, disinilah geng atau komunitas bergerak,
berusaha melindungi anggota geng mereka. lingkungan tempat tinggal
mereka juga mempengaruhi kepribadian, pelajar yang hidup di lingkungan
agamis, cenderung jauh dari tawuran pelajar, sedangkan pelajar yang
hidup di lingkungan texas atau lingkungan preman, maka kekerasan adalah
hal biasa untuk mereka.
satu lagi yaitu faktor sekolah, sekolah jangan dijadikan sebagai tempat
pencekokan teori-teori, untuk menjadikan pelajar bisa meraih jabatan di
pekerjaannya kelak, demi eksistensi dan pencitraan sekolah tersebut,
melainkan menjadi tempat belajar yang kondusif dengan menekankan pada
proses, bukan pada hasil. karena, kemampuan pelajar untuk menyerap ilmu
itu relatif atau berbeda tiap individu.sekolah juga harus memiliki tata
tertib yang tegas, tidak loyo. karena tata tertib atau peraturan
inilah yang akan membuat pelajar disiplin, jangan lupa pula tingkatkan
pendidikan akhlak mereka karena tanpa itu, semua sia-sia.
Kalian adalah pelajar Indonesia, sudah seharusnya berusaha untuk
menggapai cita-cita, berusaha membahagiakan orang tua yang sudah banting
tulang membiayai pendidikan kalian. jangan sampai image Tawuran adalah
Realita Pelajar Indonesia melekat pada diri kalian, pelajar Indonesia
harus mampu membuktikan bahwa kalian bisa, singkirkan sifat egois dan
emosi tinggi, demi tercapainya cita-cita | Tawuran adalah Realita Pelajar Indonesia
Salam “Coretan Anak Kampung“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar