Selasa, 06 November 2012

Pembangunan Masyarakat Kota dan Desa dalam Membangun Bangsa

      

Pembangunan masyarakat desa pada hakekatnya bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan agar lebih baik, lebih menyenangkan dan mengenakkan warga masyarakat dari keadaan sebelumnya. Mencapai kesejahteraan, itulah yang menjadi tujuannya.
Pembangunan masyarakat desa dan tujuannya selalu dikaitkan dengan masalah "kemiskinan", yang dialami oleh sebagian "masyarakat" dalam kategori "masyarakat desa", dan lebih khusus lagi "masyarakat" nelayan dan petani kecil."Hambatan dalam pelaksanaan "pembangunan masyarakat desa" di negara-negara Dunia Ketiga, antara lain adalah keadaan penduduk yang sangat "miskin", kebodohan dan pengalaman-pengalaman mereka yang serba menyusahkan dan menyedihkan di masa lampau, menyebabkan para petani dan nelayan pada umumnya dicekam rasa takut, menjadi apatis, berserah diri pada nasib (yang jelek), tidak ada keberanian untuk mencapai prestasi secara individu, tidak ada keberanian menanggung resiko untuk merubah nasib mereka yang bagaikan berada di dalam rawa-rawa yang memerlukan pertolongan dari luar untuk menariknya.
            Sebenarnya, apa yang dinamakan "miskin" di manapun akan memperlihatkan wajah atau raut muka yang sama. Mereka yang hidup "miskin" di perkotaan, memiliki atribut ke"miskin"an yang tidaklah berbeda dengan sobat-sobat mereka di pe"desa"an. Hanya ada sedikit kelainan dalam hal hubungan-hubungan sosial-ekonomi. Dan lingkungan hidupnya barangkali memberi kekhasan bagi ke"miskin"an di perkotaan. Antara lain dapat disebutkan adanya heterogenitas kelompok "miskin", hubungan sosial-ekonomi yang relatif 'ketat' dari pada di pe"desa"an dan ke"miskin"an di perkotaan, ini seringkali berkaitan erat dengan kriminalitas dari perilaku kekerasan dalam "masyarakat" kota.
            Tingginya tingkat "kemiskinan" di daerah perkotaan, yang relatif lebih tinggi dari pada daerah pe"desa"an, antara lain disebabkan oleh makin derasnya arus migrasi penduduk "miskin" dari pe"desa"an ke daerah perkotaan. Arus migrasi yang makin besar ini didorong oleh beberapa kesenjangan sosial ekonomi antara kota dan "desa". Makin besar perbedaan laju perkembangan/"pembangunan" antara kota dan "desa", serta makin kurang meratanya "pembangunan" antara kota dan "desa" menyebabkan kesenjangan ekonomi dua wilayah itu makin besar. Perkembangan dan"pembangunan" di daerah perkotaan tidak mempunyai kaitan dan sering tidak secara sadar dikaitkan dengan perkembangan dan "pembangunan" daerah pe"desa"an. Terjadi suatu disintegrasi antara dua wilayah yang berdampingan.
        Secara kasat mata, kesuksesan sebuah negara sering dilihat dari baiknya infrastruktur di kota-kota besar negara itu. Bangunan yang tinggi dan megah, tata kota yang rapi dan bersih, pengaturan tata ruang yang menawan juga pemenuhan pelayanan dasar masyarakat seolah menggambarkan kesejahteraan negara. Tengok saja ibu kota negara-negara yang ada. Seluruh ibu kota ditata apik dengan mengupayakan pemandangan infrastruktur yang megah, menawan dan pemandangan yang membuat kita yakin bahwa penduduknya sejahtera dan makmur.  
            Upaya  mewujudkan citra sejahtera, tidaklah cukup lewat penampilan ibu kota negara yang megah dan menawan. Pemerataan pembangunan di kota maupun di desa pun perlu dilakukan. Pemerintah Indonesia lewat program pembangunan nasional berupaya mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Pembangunan nasional Indonesia ini dilaksankan melalui strategi pro growth, pro poor, pro job, dan pro environtment yang terbagi-bagi pada setiap kementerian dan lembaga dalam program kerja jangka panjang yang berkelanjutan. Sebagai salah satu kementerian negara, Kementerian Pekerjaan Umum pun melakukan berbagai upaya pembangunan untuk ikut mensukseskan program pembangunan nasional. Dengan sekitar 17.000 pulau dan jutaan desa di seluruh nusantara, Indonesia harus dapat menjangkau wilayah-wilayah termiskin untuk memastikan bahwa penduduk di sana pun menikmati peluang yang sama untuk bertumbuh dan berkembang. Kemiskinan tanpa memiliki penghasilan merupakan masalah serius terkait dengan malnutrisi dan tingkat kematian ibu, kurang mencukupinya akses ke air bersih dan sanitasi, serta hasil pendidikan. Selain itu, ketidakseimbangan semakin meningkat dan kesenjangan antar wilayah tetap tinggi. Pengentasan kemiskinan menjadi prioritas bagi Indonesia.

2 komentar: